Assassin’s Creed Origins: Review

Back to Where it All Began is Not a Bad Idea.

Assassin’s Creed Origins

PlayStation 4 ǀ Ubisoft ǀ October 2017

 

I haven’t played Assassin’s Creed (AC) series religiously but heard good things about Ezio, Abstergo, & Animus. So I jump into my first AC experience (which is Assassin’s Creed Syndicate) and it got me hooked for a while. I love the way this game world sets, it feels like I’m in the real world, got to meet real historical persons (Charles Darwin, Alexander Graham Bell), rockin’ the outfit, doing the stealth attack, and of course, performing the famous jump.

As soon as I watched Assassin’s Creed Origin trailer on E3 2017, I knew that I have to play this game. Because I have a soft spot for ancient Egypt.

But this game delivers more, much more than I expected.

I must say that I’m pretty lucky to play AC Syndicate before, so the improvements are really obvious when I played AC Origins.

wallpaper_assassins_creed_origins_01_1920x1080

Dengan settingan Mesir kuno di tahun 49 SM, Bayek, seorang Medjay (prajurit pelindung rakyat Mesir), memulai petualangan untuk membalas dendam kematian anak satu-satunya, Khemu. Seiring perjalanan Bayek menemui Cleopatra, Julius Caesar, tokoh Mesir kuno lainnya dan menguak realita para pejabat berkorupsi menguasai Mesir.

While doing my favorite thing, which is strolling around the cities, mata saya dimanjakan dengan kuil dewa-dewa Mesir dan Yunani, padang gurun, dan kota-kota indah. Alexandria tampil mewah, penuh warna dengan patung Dewa-Dewi di tiap jalan. Saya mengintip tumpukan papirus tertata rapi di perpustakaan yang megah, asik berkeliling melihat orang-orang mengenakan toga di ruang baca sambil menulis. Lalu saat saya kembali ke desa di Memphis, rakyat Mesir terlihat sedang bertani atau memasak dengan suasana yang lebih sederhana dibanding Alexandria.

Tentu saja saya mengeksplor patung Sphinx dan piramid Giza (sloping down from the top!) semua detail ini bisa dieksplor lebih jauh dengan pilihan Discovery Tour di update terbarunya, termasuk latar belakang pemilihan warna fondasi dan struktur patung di dalam game. Real action based on environment seperti buaya atau kuda nil mendadak muncul menyerang Bayek saat dia jalan santai di rawa-rawa, bahkan menyerang NPC nelayan, membuat environment Mesir secara keseluruhan benar-benar terasa nyata.  Singa liar mendadak menyerang bandit camp (saat saya lagi ngumpet di semak-semak) di daerah gurun menarik untuk dilihat. Saat Bayek berjalan melewati rerumputan panjang atau taman bunga, gesture tangan Bayek terlihat menyentuh tanaman tersebut.

ACO_Screenshot_DiscoveryTour_EgyptianHousehold_1518466202.jpg

Gerakan parkour di objek-objek yang ada terlihat halus, hampir tidak ada objek yang tidak bisa dipanjat. Saat combat, gerakan combonya bervariasi sesuai dengan senjata yang dipilih. Favorit saya? Double blade dan sickle sword tentunya. Cepat bermanfaat. Untuk gameplay mirip dengan RPG dimana ada levelling up di skills, gears, weapon and armors. Yang pasti grinding for more weapons and gear demi “menggantengkan” Bayek memang jadi appeal tersendiri di AC Origins. I also love playing with Bayek’s outfit, kinda wish Aya could do the same too..

how-to-get-black-hood-legendary-outfit-in-assassins-creed-origins-900x506

Kemesraan Bayek dan Aya ditampilkan dari awal dengan jelas, mereka benar-benar menyayangi satu dengan lain, walau konflik muncul karena mereka punya pandangan masing-masing terhadap tujuan dari misi yang dihadapi. Khemu, berperan sebagai motivator Bayek selama berpetualang. Ini perkembangan yang cukup bagus, mengingat karakter-karakter AC Syndicate tidak cukup memberikan chemistry yang berarti. Tanpa memberikan spoiler, jalan cerita AC Origins jelas menunjukkan sejarah terbentuknya brotherhood di Mesir.

Saya sudah menamatkan game utama dan DLC : The Hidden Ones. Ubi Lembut (Ubisoft) did a good job. Bayek tampil lebih keren dengan kostum barunya, juga munculnya karakter yang familiar. New world yang ditampilkan pun tidak membosankan, banyak bangunan menarik yang dipanjat, dan senjata baru yang keren. For me, it is worth every dime. I love Bayek and Aya. I love their sharp attitude and fighting spirit, it’s cool to see brotherhood starting to diversify. Dan petualangan yang paling berkesan buat saya adalah pencarian hidden tombs. Narasi dari ancestor sebelum Bayek memberikan penjelasan mengenai universe dan waktu dengan narasi yang apik untuk kontemplasi diri, “kenapa gue lahir di bumi ya? Gue harus ngapain sih di bumi? Kenapa ada waktu? Apa gunanya sejarah?

Rasanya pertanyaan terakhir cocok sebagai inti cerita dari Assassin’s Creed: sejarah, waktu, dan tindakan.

poster-for-5718065053001-720x720

 

Leave a comment